dua fragmen kisah yang senada di atas, lebih kurang, seringkali kita hadapi maupun kita alami. Entah kita sebagai panglima perang ataupun sebagai prajurit. Seringkali seperti itu. Kader yang ijin ini itu, tertinggal, ‘ontanya’ lambat, atau mungkin yang masih ada ‘masalah’, dll. Itu semua menjadi ‘varian’ psikologi kader dalam menanggapi seruan atau perintah amanah. Ya, beban, itu kata Rasulullah al Musthofa. Tidak semua kader itu bisa menggendong, menggendong amanah, menggendong kesulitan, menggendong penderitaan, hawa nafsu, dan menggendong segala hal yang menjadi batu-batu dalam dakwah.
Tetapi diantara mereka ada yang harus digendong, sehingga dakwalhah, atau saudara-saudaranya yang tuluslah yang harus menggendong dia. Menggendong beban. Karena mereka itu (kader yang digendong) adalah beban. Ketika beban itu tinggal di rumah, tertinggal dari rombongan, ‘ontanya’ lambat, maka yang terjadi sebetulnya bukanlah dakwah semakin lemah, tetapi da’i-da’I yang tulus bahkan teringankan bebannya. Bahkan, ketika yang tertinggal adalaha kader selevel Abu Dzar, yg qt tidak ragu keislamannya, iltizamnya, tarbiyahnya, tadhiyahnya,. Sekali lagi, meskipun dia kader level atas sekalipun tidak menjamin. Mungkin inilah seleksi dari Allah, setelah kader-kader tertarbiyah.
Indah sekali ketika saudara2 sesama pejuang, sesame aktifis, ketika melihat salah satu saudara nya menyusul, seperti yang di contohkan oleh para sahabat yang di atas, mereka berebut menjemput dengan perasaan bahgaia dan senang. Bersalaman, memeluk erat, dan tak lupa senyum. Bukan malah sebaliknya, dadanya semakin sempit ketika ikhwah lain bergabung. Na’udzubillah. Alangkah indahnya, ketika seseorang ikhwah muslim yang sempat tidak kuat imannya dan goncang tekadnya sehingga dia pada awalnya tidak berangkat, dan akhirnya menyusul, dia malah mendapat hadiah terindah dari pemimpinnya berupa doa “Rahmat Allah semoga terlimpah kepadamu…” Allahu Akbar..
Qt berdoa kepada Allah SWT, semoga Allah azza wa jalla menggolongkan kita sebagia muslim yang betul2 meneladani Rasulullah dan para sahabat yang mulia, dalam segala situasi, termasuk dalam varian psikologi kader yang banyak kita hadapi. Qt juga berdoa kepada Allah agar memudahkan langkah2 kaki kita dan menganugrahkan keikhlasan kepada kita dalam melaksankan apa yang diperintah Allah..
Wallhualambishowab…
Sumber : diambil dari Buletin Tarbiyah/15 ^^
Semoga kita bukan termasuk da’I2 yg ‘digendong’, yang selalu meminta izin ketika amanah itu datang……
Besok akan dimulai kembali,
Mencari prajurit pejuang Allah…
Siapkan strategi…siapkan hati…siapkan ruhiyah….Luruskan niat…Hanya karena Allah…
Yang penting berjuang semax mungkin,
Hasilnya..? bukan hak qt u/ menentukan..
Innalaha ma ana, \\(^^)//
Bismillah…
2 komentar:
Sukses terus usahanya, salam kenal dan jaya terus di dunia blogging. Kunjungan dan komentarmu sangat aku harapkan...:)
O iya arti Innalloha ma`ana apa ya? Yang nyontohin siapa?
usaha...?
usaha apa yaa..?
salam kenal jg,
iya,,alhmdllh jd menambah teman blogger,
'Allah bersama qt'
yg nyontohin apa mksdnya..? =)
Posting Komentar